Senin, 21 Mei 2018

Sixth Sense Fanfiction oleh ChocoSnow


┏━━━━━━━━┓
◉    PROLOG   ◉
┗━━━━━━━━┛

[WARNING!!! Mengandung unsur kekerasan, pertengkaran, penyiksaan diri, pembunuhan, hal berbau horror, dsb. Dimohon yang di bawah umur atau yang tidak kuat dengan gore thing/kekerasan silakan dilewati saja dan jangan di baca. DILARANG KERAS COPAS TANPA IJIN PEMBUAT ATAU MEMBAGIKAN POS TANPA MENCANTUMKAN NAMA PENGARANG (ChocoSnow), Terima Kasih!]

      Coco memperhatikan kipas angin yang berputar-putar dihadapannya. Membayangkan bagaimana jika kepalanya memasuki putaran itu dan tercabik-cabik menjadi serpihan daging kecil. Ia tidak sengaja membayangkannya, bayangan itu begitu saja memasuki kepalanya.

      Coco Leygreene Kimberly hanyalah seorang perempuan yang tinggal di rumah sederhana bersama kedua adiknya, Cilla dan Danny Kimberly. Tapi dia bukanlah perempuan sederhana. Begitu juga salah satu adiknya yang bernama Cilla. Mereka dikaruniai keahlian yang tidak biasa dimiliki orang-orang di dunia ini yang biasa di sebut indra keenam. Sedangkan Danny satu-satunya yang normal tetapi memiliki kepintaran dalam hal teknologi dan mencari informasi.

      "Coco!" panggil Danny dari luar kamar Coco yang pintunya terbuka namun Coco tidak menggubrisnya. Ia masih terus terpaku pada kipas angin yang berputar seakan semakin cepat.

      "Coco, kita harus berangkat sekarang! Klien kita sudah menunggu!" ujar Danny lagi kali ini lebih keras sambil melirik-lirik pintu kamar Coco yang sedikit terbuka.

      "Gosh, haruskah aku kedalam?" Danny mulai berjalan memasuki kamar Coco dan membuka pintunya lebih lebar. "Kita hampir terlambat Miss Kimberly, sampai kapan kau mau memperhatikan kipas ini?"

      Danny berjalan mematikan kipas dihadapan Coco membuat Coco tersadar.

      "Oh kau, harusnya kau ketuk dulu pintunya Danny," Coco mulai beranjak mengambil peralatannya.

      Mereka pun berjalan keluar rumah memasuki mobilnya. Cilla sudah menunggu di kursi menyetir, Danny memasuki kursi belakang dan Coco terduduk di sebelah Cilla. Mobil siap berangkat menuju suatu tempat di Washington ini.

      Setelah sampai di suatu lingkungan yang sepi dan terbengkalai. Coco dan Cilla keluar mobil, sedangkan Danny masih duduk di pinggiran sambil membiarkan pintu mobil terbuka. Ia masih sibuk mengecek letak klien pertama mereka di laptopnya pada hari itu.

      Coco mengecek jam di tangannya, memperhatikan sekelilingnya dimana banyak sampah logam-logam bekas, dan mobil yang masih belum di hancurkan di mesin penghancur. Cilla sibuk mencari kipas angin kecilnya yang menggunakan baterai. Setelah ketemu ia menyalakannya. Memang saat itu sinar matahari benar-benar terasa membakar kulit. Cilla terus mengipas di sebelah Coco membiarkan angin menghembus di lehernya.

      "Ouch, hey! Cilla.. Kipasmu!" ujar Coco kesakitan saat beberapa helai rambutnya tersangkut di kipas angin kecil milik Cilla.

      "Oh i'm sorry Coco! Ah sebentar biar kulepaskan pelan-pelan! Jangan banyak gerak!" Cilla mulai melepaskan rambut Coco perlahan.

      Setelah terlepas Coco melihat beberapa helai rambut di tangannya yang berasal dari kipas angin Cilla. Rambut itu terbang tertiup angin menuju tumpukan sampah logam yang lebih banyak. Coco tersadar akan sesuatu dan kemudian berlari menuju kearah terjatuh helai rambutnya. Cilla dan Danny langsung mengikuti dibelakangnya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

      "Okay, lets start the game! Nyalakan kameramu! Cepat!" perintah seorang laki-laki yang berjongkok disamping mesin penghancur logam dalam keadaan mati.

      Seorang perempuan mulai menyalakan kameranya atas perintah laki-laki tadi.

      "Hey, kau gila benar-benar ingin melakukan percobaan bunuh diri dengan mesin itu?" tanya salah seorang laki-laki lainnya yang berdiri diatas salah satu mobil yang sudah rusak.

      "Hello guys! Kali ini kami akan live lagi percobaan bunuh diri Nakoda Takahiro yang keempat! Apakah kali ini dia akan benar-benar mati? Boo! Apakah kalian kaget?" perempuan yang memegang kamera mulai menyiarkan apa yang mereka lakukan saat itu.

      "Dia gila, kalau dengan mesin penghancur pasti kau benar-benar mati bro!" ujar seorang laki-laki yang terduduk diatas bagasi mobil.

      "Diam saja kau Abim! Kali ini aku akan mati baguslah, berarti aku berhasil..." jawab laki-laki yang bernama Nako.

      Greekk! Suara mesin yang menyala mulai terdengar menghancurkan beberapa logam yang jatuh ke dalamnya.

      "Nah!! Sudah mulai! Jangan beranjak dari kursi mu guys! Kita akan melihat darah Nako bercampur dengan logam-logam tua yang karatan hahaha!" ujar si pembawa acara yang memegang kamera.

      "Benar kata Bia guys! Nako akan melompat sekarang," Nako mulai berdiri disisi mesin penghancur ingin mulai melompat kedalamnya. Saat mulai akan melompat tiba-tiba seorang perempuan menariknya dari belakang.

      "Kau gila yah!? Kau ingin membuang sisa hidupmu didepan banyak orang!? Dasar bodoh!" ujar perempuan tersebut yang ternyata adalah Coco Kimberly.

      "Hah? Apa urusanmu?" tanya Nako sambil melihat dengan tatapan jijik kearah Coco. "Kau panggilan Mom lagi? Wah teman-teman lagi-lagi aksiku di gagalkan dengan Mom!"

      Nako tertawa menghina pada Coco, Cilla, dan Danny yang berdiri disana. Cilla tetap serius memperhatikan sosok yang sedari tadi berdiri di samping mesin penghancur. Sosok dengan tubuh hitam tinggi dan besar yang menurutnya berbahaya. Yeah, Cilla memiliki keahlian melihat makhluk halus disekitarnya. Lebih tepatnya melihat, mendengar, dan berkomunikasi.

      Nako mendekati Coco, membuat mereka semakin dekat dengan mesin penghancurnya. Wajah mereka yang dekat membuat Coco risih, tetapi ia juga tidak bisa mundur lagi atau dia akan jatuh.

      Tiba-tiba saja sosok hitam besar itu terlihat menyenggol punggung Nako dalam penglihatan Cilla. Cilla yang terkejut langsung saja berlari menghampiri.

      "Awas!!!" teriak Cilla ketakutan sambil meremas kedua tangannya.

      Coco terjatuh rambutnya masuk ke mesin penghancur itu. Nako berada diatasnya sambil memeluk punggung Coco dan sebelah tangannya berpegangan pada pagar besi di kanan mesin.

      "Argghh! Rambutku! Rambutku tersangkut!" teriak Coco dengan wajah ketakutan, matanya terpenjam erat. Nako yang menatapnya juga ketakutan berusaha menarik Coco dengan bertumpu pada tangan kanannya yang berpegangan.

      "Jangan nyalakan mesinnya!!" teriak Danny berusaha berteriak-teriak kepada orang yang menggerakkan dari dalam pos kecil. "Sir!! Jangan nyalakan mesinnya kumohon!!"

      "Potong saja! Potong saja rambutku cepat!" ujar Coco yang kembali histeris saat mesin kembali menyala.

      "Ambil gunting di tas ku Abim, cepat!" bantu Nako masih terus menarik Coco kearahnya.

      Abim langsung berlari ke pinggir mesin dan menggunting rambut Coco tersebut dengan asal. Untung saja Coco langsung ditarik Nako dengan cepat sebelum mereka berdua kembali tersangkut di mesin penghancur logam tersebut.

      Nako tertawa kecil setelah merasa mulai lega. Ia menatap Coco, "Kau terlalu ikut campur, ini pertama kalinya aku takut,".



❣ #cocosstory ❣

Tidak ada komentar:

Posting Komentar